Minggu, 14 Februari 2016

Menyukai Fitnah Membenci Kebenaran

Ada sebuah cerita seorang sufi yang cerdas dan bijak dari Abu Nawas, tentang manusia yang selalu menyukai fitnah (baca: harta) dan membenci hak (baca: kebenaran).

Menyukai Fitnah Membenci Kebenaran
image: roda2blog.com

Dimana-mana Abu Nawas berpidato menyatakan bahwa, “Saat ini, manusia lebih suka dan cinta kepada fitnah serta benci kepada kebenaran, termasuk di dalamnya para pemimpin atau raja, mereka pun suka pada hal ini”.

Petuah Abu Nawas menyebar ke seluruh pelosok negeri hingga akhirnya raja pun tahu. Sang raja mengangap petuah tersebut berbahaya. Apalah jadinya bila masyarakat lebih memilih fitnah daripada hak. Dengan pertimbangan itu, Abu Nawas pun, akhirnya ditangkap atas perintah raja. Dibawalah Abu Nawas menghadap raja.

Raja berkata, “Äpa benar engkau mengatakan kita semua ini cinta dan suka kepada fitnah serta benci kepada kebenaran?”.
Abu Nawas menjawab dengan tenang, “Benar tuan raja”.
Raja kembali berkata dengan marah, “Berarti engkau telah menyebarkan berita kekacauan, ingin menghancurkan sendisendi pemerintahan, menghilangkan dan menghapus keadilan, serta kepercayaan rakyat kepada pemerintah”.
Melihat sang raja marah, Abu Nawas justru tersenyum, kemudian berkata, “Saya terima semua tuduhan tuan, tetapi sebelum tuan menahan saya, saya mau bertanya kepada tuan”.
“Baik,” jawab sang raja.
Lalu Abu Nawas mengutarakan pertanyaannya, “Tuan suka dan cinta pada harta dan kedudukan?”.
“Benar,” jawab raja.
Abu Nawas melanjutkan pertanyaan kedua, “Tuan cinta dan sayang pada anak dan istri Tuan?”.
“Benar,” jawab raja.
Kemudian Abu Nawas berkata, “Bukankah ajaran kita (Islam) mengatakan, “Innama amwalukum wa auladukum fitnah”, (sesungguhnya hartahartamu dan anak-anakmu itu adalah fitnah).

Sang raja pun terdiam.

Yang terakhir Tuan raja, lanjut Abu Nawas, “Apa Tuan suka kepada maut (kematian)?”.
Raja menggelengkan kepalanya, “Tidak,” jawab raja, “Saya tidak suka”.
"Bukankah ini berarti Tuan raja benci kematian, yang mana kematian adalah kebenaran (haq) yang akan menjemput setiap manusia," lanjut Abu Nawas.

Demikian akhirnya Abu Nawas tidak jadi dihukum karena fakta yang benar ditemukan oleh sang raja.

Menyukai Fitnah Membenci Kebenaran - Kanal Info