Ada beberapa contoh dari efek negatif dri media sibe (cyber) yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat.
Media cyber sebagaimana media lain seringkali memberikan konten-konten yang memanjakan khalayan masyarakat, seperti kehidupan yang mewah dan berfoya-foya, pergaulan bebas ala “orang Barat”, dan lain-lain. Meskipun ada, media siber sekarang sangat jarang memberikan konten edukatif, dan masyarakat pun lebih senang dengan konten kehidupan modern.
Media juga memberikan pandangan-pandangan baru, prinsip-prinsip, kepercayaan, dan budaya baru yang bertolak belakang dengan apa yang negara kita miliki. Pandangan, prinsip, kepercayaan, dan budaya yang terpengaruh modernisasi, semakin menjauhkan kepribadian dan identitas asli negara Indonesia, terutama identitas negara yang beragama, bermoral, bermartabat, dan memiliki norma-norma yang konservatif serta gaya hidup sederhana sudah semakin dilupakan.
Tidak hanya itu saja, media modern dan didukung oleh teknologi yang canggih dan memadai, juga memancing maraknya cyber-crime, penyimpangan moral dan psikologis, juga efek lain yang berbahaya. Contoh kasusnya adalah kasus yang saat ini sedang sangat marak di media-media Indonesia, yaitu kasus video porno “mirip artis” yang tersebar luas dan sangat cepat melalui media internet, Blackberry¸ Instant Messenger, Twitter¸ Blog, dan lain-lain.
Ini adalah salah satu kasus paling menghebohkan di Indonesia pada saat ini, bahkan sampai diberitakan oleh media internasional seperti CNN di websitenya. Hal ini membuktikan bagaimana media modern dapat dengan sangat cepat menyebarkan sebuah isu, dan walaupun di mulai dari dunia maya, dapat menjadi dampak yang sangat besar di dunia nyata. Seakan-akan dunia maya dan dunia nyata sudah menyatu dan tidak dapat dipisahkan lagi. Dunia maya tidak lagi hanya menjadi sebuah dunia ‘maya’, tetapi terhubung dengan dunia nyata. Pengaruh media juga tidak terlepas dari perubahan ini.
Penyimpangan moralitas dan psikologis, juga dipengaruhi media-media modern. Sebagai contoh, adanya kaum masyarakat yang lebih suka bersosialisasi di dunia maya, daripada dunia nyata. Mereka lebih aktif di depan laptop / gadget / blackberry mereka, daripada berkomunikasi dengan orang-orang nyata di sekeliling mereka. Bahkan ada yang duduk berdekatan, tetapi malah berkomunikasi melalui Blackberry mereka, atau messenger lainnya. Suatu hubungan psikologis, keakraban bahkan dapat tercipta melalui media. Tentunya hal ini tidak pernah terbayangkan oleh nenek moyang kita dulu. Adanya teknologi dan media-media seperti ini juga mempengaruhi perilaku manusia di dunia nyata. Beberapa baik, tetapi beberapa malah sangat tidak baik.
Lalu bagaimanakah sebaiknya kita menghadapi keadaan seperti ini, mengingat kita juga tidak bisa terlepas dengan media dalam kehidupan yang semakin maju ini? Mungkin sebaiknya kita harus tetap menyadari hal-hal yang konkrit dalam kehidupan, seperti hubungan dalam dunia nyata, komunikasi langsung, mempunyai prinsip dan kepercayaan, dan memiliki pengetahuan untuk dapat bijak dan membatasi diri atas pengaruh-pengaruh yang ada.
Sumber: http://amrul1790.blogspot.co.id/