Rencana pengembangan konsep Cyber University dengan model kuliah jarak jauh tinggal menunggu keluarnya payung hukum. Penyelenggaraan Cyber University harus memiliki penjaminan mutu khusus agar penyelenggaraannya tidak mencederai esensi pembelajaran yang sesungguhnya.
Kemenristekdikti tengah menyiapkan regulasi untuk memuluskan diterapkannya konsep Cyber University. Mengenai sistem perizinan, pengawasan, dan sebagainya akan diatur dalam peraturan menteri (Permenristekdikti), nanti akan keluar.
Kementerian siap menyesuaikan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal data Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy.
Berbagai hal perlu dipersiapkan, termasuk di antaranya sumber daya manusia (SDM), khususnya para dosen dan peneliti yang siap menjalankan model Cyber University.
Selain itu juga butuh perekayasa inovatif dan adaptif untuk pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan pendidikan tinggi dalam era revolusi industri 4.0 ini.
Penjaminan Mutu
Rektor Universitas Indonesia (UI), Muhammad Anis, menyambut positif rencana pemerintah untuk mengembangkan konsep Cyber University atau yang bisa disebut juga dengan kuliah jarak jauh di Indonesia.
“Kita harus mampu merespons apa pun perubahan, termasuk dalam segi pembelajaran, salah satunya mengembangkan pendidikan jarak jauh melalui konsep Cyber University,” kata Anis .
Namun, Anis menegaskan bahwa konsep Cyber University ini harus dikawal secara ketat agar tidak mencederai proses pembelajaran di jenjang pendidikan tinggi itu sendiri, terutama bagaimana agar Kemeristekdikti tetap menjamin terjaganya unsur pedagogik dalam pembelajaran jarak jauh.
Namun, Anis menegaskan bahwa konsep Cyber University ini harus dikawal secara ketat agar tidak mencederai proses pembelajaran di jenjang pendidikan tinggi itu sendiri, terutama bagaimana agar Kemeristekdikti tetap menjamin terjaganya unsur pedagogik dalam pembelajaran jarak jauh.
“Distance learning ini tidak boleh hanya mentransfer materi dalam bentuk power point. Harus tetap ada pedagogiknya,” tegas dia.
Anis menambahkan, harus ada sistem manajemen mutu yang menjamin pelaksanaan pembelajaran jarak jarak jauh benar-benar terstandar. Selain itu, arus ada penjaminan mutu yang bisa menjamin pelaksanaannya benar, karena pendidikan itu proses, bukan sekadar transfer knowledge. Sehingga, lanjut Anis, program ini harus memiliki akreditasi khusus.
Universitas Indonesia, kata Anis, sudah sekitar 10 tahun menerapkan model pendidikan jarak jauh dan dikuti UNTAN Membangun Ekosistem Digital Menuju Cyber University
Anis menambahkan, harus ada sistem manajemen mutu yang menjamin pelaksanaan pembelajaran jarak jarak jauh benar-benar terstandar. Selain itu, arus ada penjaminan mutu yang bisa menjamin pelaksanaannya benar, karena pendidikan itu proses, bukan sekadar transfer knowledge. Sehingga, lanjut Anis, program ini harus memiliki akreditasi khusus.
Universitas Indonesia, kata Anis, sudah sekitar 10 tahun menerapkan model pendidikan jarak jauh dan dikuti UNTAN Membangun Ekosistem Digital Menuju Cyber University
“Hanya satu prodi yaitu ilmu komputer yang sudah full distance learning, prodi lainnya masih kombinasi dengan tatap muka,” ungkapnya.
Dalam pengembangan Cyber University, diakui Anis membutuhkam biaya yang tidak sedikit. “Seperti bandwith, laboratorium online, komputer, internet, itu memang masih jadi kendala, karena masih menjadi barang mahal di Indonesia,” ujar Anis.
Menurut Anis, setiap kampus di Indonesia harus mulai bergerak ke arah Cyber University. “Bukan soal mampu atau tidak, tapi ini soal harus atau tidak. Meski mahal persiapannya, tapi memiliki keuntungan di masa mendatang,” jelasnya.
Ia menjelaskan setidaknya ada dua keuntungan dalam menggelar pendidikan jarak jauh, di antaranya meningkatnya aksesabilitas masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi. Untuk itu Pemerintah Akan Perluas Cyber University
Dalam pengembangan Cyber University, diakui Anis membutuhkam biaya yang tidak sedikit. “Seperti bandwith, laboratorium online, komputer, internet, itu memang masih jadi kendala, karena masih menjadi barang mahal di Indonesia,” ujar Anis.
Menurut Anis, setiap kampus di Indonesia harus mulai bergerak ke arah Cyber University. “Bukan soal mampu atau tidak, tapi ini soal harus atau tidak. Meski mahal persiapannya, tapi memiliki keuntungan di masa mendatang,” jelasnya.
Ia menjelaskan setidaknya ada dua keuntungan dalam menggelar pendidikan jarak jauh, di antaranya meningkatnya aksesabilitas masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi. Untuk itu Pemerintah Akan Perluas Cyber University
“Meningkatkan daya tampung kampus, tanpa harus meningkatkan kapasitas kelas, dan dapat mengefisiensikan seluruh sumber daya yang ada,” papar Anis.